Kisah menginspirasi banyak orang ini diawali foto seorang pria tua tengah memompa ban becak. Ya, inilah sosok pria tua pengayuh becak yang menggegerkan dunia maya sejak akhir tahun lalu. Pria tua itu tampak mengenakan topi, baju kotak-kotak warna abu, dipadu celana pendek selutut senada warna topi, hijau. Terlihat, sambil menggenjot pompa tangan itu si pria mengenakan sandal jepit.
Di latar belakang tampak seseorang seperti tengah mengutak-atik sebuah motor sambil duduk di trotoar disamping motor yang sedang diperbaikinya. Di belakang pria berbaju kotak-kotak merah kecokelatan yang memperbaiki motor tersebut, tampak sebuah vespa. Tidak tampak orang, hanya motor vespa itu saja.
Setiap hari Jumat, ia menggratiskan tarif becaknya, dengan niat sedekah. Suatu kali, pada hari Jumat, ada seorang pria bapak-bapak yang jadi penumpangnya.
Pria itu naik becak jarak dekat saja, tanpa tawar-menawar, pria itu membayar tarif becak yang di tumpanginya dengan uang Rp 20 ribu, tetapi langsung ditolak sama bapak tukang becak, beliau bilang :
"Kulo ikhlas Pak, pun usah dibayar, kula sagete shodaqoh nggeh ngeten niki.." (Saya ikhlas Pak, sudah jangan dibayar, saya cuma bisa shadaqoh dengan cara seperti ini..)
Si penumpang pun kaget, tapi karena terburu-buru, pria itu langsung pergi begitu saja, setelah mengucapkan terima-kasih. Pekan berikutnya, pada hari jumat pula, Pria itu bertemu lagi dengan tukang becak yang sama pada Jumat lalu.
Setelah diantar ke tempat tujuan, pria itu menyodorkan uang Rp 200 ribu, atau 10x lipat dari shodaqoh tukang becak kepada pria ini Jumat lalu, untuk tarif becaknya.
Pengayuh becak yang sudah sepuh ini pun menjawab dengan tenang :
"Insyaallah.. Kulo ikhlas pak.. Kulo sagete shodaqoh nggih namung ngeten niki,, ngateraken tiyang." (Insyaallah.. Saya ikhlas Pak..Saya cuma bisa shadaqoh dengan cara seperti ini,, mengantarkan orang..)
Karena merasa aneh, Pria yang menumpang itu menimpali :
"Lha kalau begini terus, Istri, dan Anak bapak makan apa.!? Kenapa nggak mau dibayar..?!"
Pengayuh becak itu pun menjawab :
"Alhamdulillah, Rayat kulo nggih sami ikhlas menawi saben Jum'at kula shodaqoh ngeten niki.." (Alhamdulillah, Istri saya pun sama-sama ikhlas jika tiap hari Jum'at saya bershodaqoh dengan cara ini..)
"Oh,, jadi Bapak nggak mau di bayar pada hari Jum'at saja..!?" Tanya si penumpang memastikan.
"Nggeh, Pak"
"Rumah bapak dimana?" Tanya penumpang penasaran..
"Wonten Dinoyo Pak, wingkingipun bank.." (Tinggal di Dinoyo Pak, sebelah belakang bank..)
Hari pun berlalu, dan di hari Jumat berikutnya, Pria penumpang becak yang penasaran ini mencari rumah Tukang becak itu.
Setelah menyusuri gang sempit sebelah gedung bank di daerah Dinoyo, akhirnya Pria itu ketemu juga dengan rumah sederhana milik Tukang becak yang di carinya.
Setelah mengetuk pintu, keluarlah seorang wanita yang sudah tua, masih menggunakan mukena.
Hatinya tergetar...
batinnya menangis..
betapa selama ini, ia yang sangat di cukupi kebutuhannya oleh Allah swt, malah jarang bersimpuh kepada-Nya.
Jangankan sedekah, dan salat dhuha, salat wajib saja masih sering ia tinggalkan..
Ia pun mencium tangan wanita tua itu, lalu meminta idzin untuk meminjam KTP bapak, dan ibu sekalian.
"Bapak tasik siap-siap badhe sholat Jum'at, niki KTP-ne damel nopo nggeh..!!?" (Bapak masih melakukan persiapan untuk sholat Jum'at, ini KTP nya, kalau boleh tau buat apa ya)
"Bu, bapak, dan juga ibu telah membuka mata hati saya, ini jalan hidayah yang telah Allah swt anugerahkan kepada saya.
Insyaallah, Bapak, dan Ibu saya daftarkan untuk naik haji ONH Plus bersama saya, dan istri, mohon di terima ya, Bu.."
Sungguh Maha Pemurah Allah SWT yang membalas kebaikan-kebaikan kecil, dengan kebaikan-kebaikan yang lebih besar.
Demikian. Tentu, dengan kisah di atas Anda bisa mengambil hikmah dari sudut pandang masing-masing. Setidaknya, merutinkan suatu kebaikan walau dengan hal sekecil apa pun, yakinlah membawa kebaikan bagi kita di dunia dan akhirat. (tribun)
Baca Juga : Makna Secangkir Gelas Kopi Dalam Kehidupan
Comments
Post a Comment