HUKUM
Sf, salah seorang pimpinan di PT PG, sebuah perusahaan pupuk Wilayah Riau digerebek di sebuah kamar yang berlokasi di Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Sabtu (18/11) malam pukul 19.00 WIB. Sf dikabarkan sedang berduaan dengan seorang perempuan berinisial ER saat digrebek oleh kerabat suami sang wanita.
ER adalah istri dari EAS, PNS yang bertugas di Pemkab Indragiri Hulu. PT PG merupakan perusahaan pupuk terlengkap di Indonesia yang berpusat di Gresik, Jawa Timur.
Kasus penggerebekan ini kemudian dilimpahkan ke Polsek Bukitraya. Informasi di lapangan, keduanya kemudian dibawa ke Mapolsek Bukitraya. Kapolsek Bukitraya, Kompol Pribadi saat dikonfirmasi mengatakan pihak kepolisian tidak ada melakukan penggerebekan di Hotel Labersa tersebut. "Tidak ada penggerebekan, kalau soal laporan sebaiknya tanya Kapolres saja," ujarnya singkat saat dihubungi wartawan, Senin (20/11) pukul 17.00 WIB.
Memastikan informasi ini, wartawan kemudian menghubungi EAS. Dari keterangan EAS, perempuan berinisial ER yang berduaan dengan Sf itu memang istrinya. Bahkan, diceritakan EAS, dari pernikahan ini mereka dikarunia tiga orang anak.
"Anak saya yang paling tua masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar, dan anak saya yang paling kecil berusia empat tahun. Sebelumnya keluarga saya bahagia. Namun, pada tahun 2013 bahtera rumah tangga kami tergoncang akan kehadiran Sf, yang katanya adalah pimpinan di PT PG.
ER adalah istri dari EAS, PNS yang bertugas di Pemkab Indragiri Hulu. PT PG merupakan perusahaan pupuk terlengkap di Indonesia yang berpusat di Gresik, Jawa Timur.
Kasus penggerebekan ini kemudian dilimpahkan ke Polsek Bukitraya. Informasi di lapangan, keduanya kemudian dibawa ke Mapolsek Bukitraya. Kapolsek Bukitraya, Kompol Pribadi saat dikonfirmasi mengatakan pihak kepolisian tidak ada melakukan penggerebekan di Hotel Labersa tersebut. "Tidak ada penggerebekan, kalau soal laporan sebaiknya tanya Kapolres saja," ujarnya singkat saat dihubungi wartawan, Senin (20/11) pukul 17.00 WIB.
Memastikan informasi ini, wartawan kemudian menghubungi EAS. Dari keterangan EAS, perempuan berinisial ER yang berduaan dengan Sf itu memang istrinya. Bahkan, diceritakan EAS, dari pernikahan ini mereka dikarunia tiga orang anak.
"Anak saya yang paling tua masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar, dan anak saya yang paling kecil berusia empat tahun. Sebelumnya keluarga saya bahagia. Namun, pada tahun 2013 bahtera rumah tangga kami tergoncang akan kehadiran Sf, yang katanya adalah pimpinan di PT PG.
Laki-laki ini hadir karena kerap datang ke gudang pupuk saya di Belilas. Saya memiliki gudang pupuk di Belilas yang semuanya ditunggui istri saya. Sementara saya bekerja di Pemkab Inhu," urainya.
Hubungan gelap istrinya ini, dikatakan EAS mulai tercium. Dirinya bahkan, pernah memergoki Sf dan ER beberapa waktu yang lalu di Rengat. "Saya yang menggerebek mereka, saat itu pernikahan kami masih berjalan baik. Saya saat itu masih berharap untuk memperbaiki hubungan pernikahan kami ini, dengan pertimbangan anak-anak.
Hubungan gelap istrinya ini, dikatakan EAS mulai tercium. Dirinya bahkan, pernah memergoki Sf dan ER beberapa waktu yang lalu di Rengat. "Saya yang menggerebek mereka, saat itu pernikahan kami masih berjalan baik. Saya saat itu masih berharap untuk memperbaiki hubungan pernikahan kami ini, dengan pertimbangan anak-anak.
Saya memaafkan perbuatannya. Namun, Sf terus berusaha menghasut istri saya. Dia juga menghasut istri saya untuk menggugat cerai. Anak-anak saya kasihan, mereka masih kecil-kecil. Saya tidak pernah menerima gugatan cerai istri saya ini, karena saya tidak tahu alasan gugat cerai yang diajukannya ini. Meskipun ada akta cerai, seribuan akta cerai dibuat, dia tetap istri sah saya," ujar EAS menambahkan.
Dalam kasus ini, EAS mengakui sudah beberapa kali mengadukannya ke pihak yang berwajib. Namun, semuanya tidak ada perkembangan. "Saya hanya pasrah pak, ke mana saya harus mengadu, karena yang saya hadapi ini adalah orang hebat, orang yang banyak duit," pasrahnya. ***(sumber)[right-side]
Dalam kasus ini, EAS mengakui sudah beberapa kali mengadukannya ke pihak yang berwajib. Namun, semuanya tidak ada perkembangan. "Saya hanya pasrah pak, ke mana saya harus mengadu, karena yang saya hadapi ini adalah orang hebat, orang yang banyak duit," pasrahnya. ***(sumber)[right-side]
Comments
Post a Comment